MEA: Saatnya Menjadi Trendsetter atau Follower ?
Salam Young Trendsetter ! Sepertinya "lebih mudah menjadi follower" adalah salah satu pertimbangan yang selalu diperhatikan ketika dihadapkan dengan pilihan seperti itu. Pilihan tadi adalah sangat susah jika belum dibandingkan satu sama lain. Nah, agar tidak bingung lagi, yuk kita sama-sama membedah topik ini !
Oke, pertama, kalian tahu tidak apa itu trendsetter? Menurutku sih, trendsetter itu adalah seseorang yang membuat tren, dan tren itu banyak diikuti orang lain. Sedangkan follower itu artinya orang yang mengikuti tren yang dibuat oleh si trendsetter tadi. Trendsetter sangat banyak dijumpai di dunia ini. Namun, istilah trendsetter paling sering ditemukan di dunia teknologi informasi atau IT. Nah, trendsetter dalam dunia IT ini paling banyak terdapat di internet khususnya media sosial. Banyak sekali tren di media sosial yang diikuti banyak orang. Sebagai contoh, ada tren memamerkan barang curian di Instagram yang sekarang sedang booming, don't judge challenge yang viral tahun lalu, dan berjualan di media sosial. Dalam berbagai tren tadi, pasti ada satu orang yang melakukan hal itu pertama kali. Itulah sedikit gambaran buat kalian tentang trendsetter. Kalo follower sih gampang, orang yang ngikutin tren tadi udah bisa disebut follower.
![]() |
| Teroris menyerang, Facebook terkenal |
Di era MEA ini, aku bisa jamin kalo kalian hanya jadi follower kalian gak akan bisa maju. Kenapa? Karena follower hanya mengikuti, jadi follower tidak akan berkembang (kecuali dipaksa). Jika kalian mau sedikit saja mengambil resiko dan mencoba menjadi trendsetter, wah, kalian akan sukses di era MEA yang keras ini. Aku gak mau omdo, aku ambil contoh aja ya. Contohnya yaitu snapchat. Tau snapchat kan? Itu lho, yang untuk chattingan pake foto selfie yang diisi teks itu. Nah snapchat pantas diakui sebagai trendsetter yang sudah sangat sukses (penghasilannya mencapai 350 juta dollar lho). Snapchat adalah aplikasi pertama yang mengusung konsep chatting dengan foto selfie sendiri. Itulah contoh dari seseorang yang mengambil resiko menjadi trendsetter dan berakhir sukses.
![]() |
| Chelsea Islannya cute ya :v |
Dari tadi aku bahas trendsetter aja ya? Nah sekarang aku mau bahas follower juga. Menjadi follower adalah hal yang sangat menyedihkan jika yang diikuti adalah hal yang tidak baik. Mau contoh lagi? Oke, contohnya sekarang di Instagram ada tren cium ketiak pacar. Iyuuuh banget kan? Kenapa sih orang mau mengikuti tren semacam itu? Karena alasan itulah aku bilang menjadi follower itu tidak akan berkembang, seperti tren tadi, pola pikir pelaksananya tidak berkembang. Yang ada di pikirannya cuma "yang penting ikut tren" atau "yang penting kekinian". Di bidang IT juga banyak yang hanya menjadi follower. Seperti contohnya Official Account di LINE. Sekarang ada tren berjualan pin konveksi. Semakin lama semakin banyak saja yang berjualan pin konveksi. Pola pikirnya tidak berkembang, yang dipikirkan hanya "untung". Pada akhirnya, kalo semua jualan pin konveksi, yang beli siapa coba?
Menjadi trendsetter ada kerugiannya juga. Coba pikirkan, kalo kalian membuat bisnis baru yang benar-benar baru alias belum ada yang pernah membuat, apakah akan mudah mempromosikannya ? "Tidak" sudah pasti menjadi jawabannya. Kemungkinan rugi jadi lebih besar. Itu kalau di dunia bisnis. Di dunia IT, hal tersebut sudah biasa. Banyak sekali perusahaan IT yang jatuh karena gagal di bisnis "fresh"nya.
![]() |
| Tuh kan mirip.. Nice work, Samsung |
Dengan berbagai perbandingan tadi, kalian pasti sudah bisa mengira-ngira kalian akan menjadi trendsetter atau follower di era MEA ini kan? Jadi kalian mau jadi trendsetter atau follower?
Comment dibawah ini atau vote di sisi kanan website ini ya tentang pilihan kalian, dan makasih udah baca postingan panjang ini yaa..
Comment dibawah ini atau vote di sisi kanan website ini ya tentang pilihan kalian, dan makasih udah baca postingan panjang ini yaa..
Salam Young Trendsetter!



