Trendsettite

  • Home
  • Tentang Madyapadma
  • Trendsetter atau follower ?

MEA: Saatnya Menjadi Trendsetter atau Follower ?

Aurelius Vito   MPP7   Rabu, April 13, 2016   0 Comments
"Trendsetter atau follower ya?"

Salam Young Trendsetter ! Sepertinya "lebih mudah menjadi follower" adalah salah satu pertimbangan yang selalu diperhatikan ketika dihadapkan dengan pilihan seperti itu. Pilihan tadi adalah sangat susah jika belum dibandingkan satu sama lain. Nah, agar tidak bingung lagi, yuk kita sama-sama membedah topik ini !

Oke, pertama, kalian tahu tidak apa itu trendsetter? Menurutku sih, trendsetter itu adalah seseorang yang membuat tren, dan tren itu banyak diikuti orang lain. Sedangkan follower itu artinya orang yang mengikuti tren yang dibuat oleh si trendsetter tadi. Trendsetter sangat banyak dijumpai di dunia ini. Namun, istilah trendsetter paling sering ditemukan di dunia teknologi informasi atau IT. Nah, trendsetter dalam dunia IT ini paling banyak terdapat di internet khususnya media sosial. Banyak sekali tren di media sosial yang diikuti banyak orang. Sebagai contoh, ada tren memamerkan barang curian di Instagram yang sekarang sedang booming, don't judge challenge yang viral tahun lalu, dan berjualan di media sosial. Dalam berbagai tren tadi, pasti ada satu orang yang melakukan hal itu pertama kali. Itulah sedikit gambaran buat kalian tentang trendsetter. Kalo follower sih gampang, orang yang ngikutin tren tadi udah bisa disebut follower.

Teroris menyerang, Facebook terkenal
Trendsetter punya banyak banget kelebihan. Kalian bisa terkenal hanya dengan membuat tren lho. Contohnya ada pencuri yang tertangkap polisi karena memamerkan barang curiannya dan dia masuk koran. Itu termasuk terkenal kan? Tapi jangan kira kalian hanya bisa terkenal melalui tren yang negatif. Kalian bisa kok terkenal lewat tren positif. Contohnya tren memasang profile picture Facebook yang bernuansa bendera Prancis. Facebook jadi terkenal kan gara-gara hal itu?
Di era MEA ini, aku bisa jamin kalo kalian hanya jadi follower kalian gak akan bisa maju. Kenapa? Karena follower hanya mengikuti, jadi follower tidak akan berkembang (kecuali dipaksa). Jika kalian mau sedikit saja mengambil resiko dan mencoba menjadi trendsetter, wah, kalian akan sukses di era MEA yang keras ini. Aku gak mau omdo, aku ambil contoh aja ya. Contohnya yaitu snapchat. Tau snapchat kan? Itu lho, yang untuk chattingan pake foto selfie yang diisi teks itu. Nah snapchat pantas diakui sebagai trendsetter yang sudah sangat sukses (penghasilannya mencapai 350 juta dollar lho). Snapchat adalah aplikasi pertama yang mengusung konsep chatting dengan foto selfie sendiri. Itulah contoh dari seseorang yang mengambil resiko menjadi trendsetter dan berakhir sukses.

Chelsea Islannya cute ya :v
Yang menjadi trendsetter tidak harus seseorang yang pertama membuat suatu hal. Seseorang yang mempopulerkan hal yang bukan buatan sendiri juga dapat menjadi trendsetter. Contohnya Tokopedia. Fitur Tokopedia yang dijunjung tinggi adalah fitur rekening bersamanya. Rekening bersama membuat keamanan berbelanja online lebih baik. Tau gak bahwa dengan rekening bersama ini, kalian tidak harus transfer langsung ke penjual, melainkan kalian transfer dulu ke rekening Tokopedia, kemudian setelah barang sampai, uang baru akan ditransfer ke penjual. Penipuan terjadi karena uang langsung kita kirim ke rekening penjual, tapi penjual tidak pernah mengirimkan barang yang kita pesan. Dengan rekening bersama, tidak ada celah bagi penjual untuk menipu. Rekening bersama juga pernah ada di jaman Kaskus. Kaskus mempunyai rekening bersama juga, seperti Indobank dan Blackpanda. Namun sayang, rekening bersama milik Kaskus kurang ngetren. Akhirnya, Tokopedialah yang berhasil mempopulerkan rekening bersama, sehingga Tokopedialah yang ngetren sekarang.

Dari tadi aku bahas trendsetter aja ya? Nah sekarang aku mau bahas follower juga. Menjadi follower adalah hal yang sangat menyedihkan jika yang diikuti adalah hal yang tidak baik. Mau contoh lagi? Oke, contohnya sekarang di Instagram ada tren cium ketiak pacar. Iyuuuh banget kan? Kenapa sih orang mau mengikuti tren semacam itu? Karena alasan itulah aku bilang menjadi follower itu tidak akan berkembang, seperti tren tadi, pola pikir pelaksananya tidak berkembang. Yang ada di pikirannya cuma "yang penting ikut tren" atau "yang penting kekinian". Di bidang IT juga banyak yang hanya menjadi follower. Seperti contohnya Official Account di LINE. Sekarang ada tren berjualan pin konveksi. Semakin lama semakin banyak saja yang berjualan pin konveksi. Pola pikirnya tidak berkembang, yang dipikirkan hanya "untung". Pada akhirnya, kalo semua jualan pin konveksi, yang beli siapa coba?

Menjadi trendsetter ada kerugiannya juga. Coba pikirkan, kalo kalian membuat bisnis baru yang benar-benar baru alias belum ada yang pernah membuat, apakah akan mudah mempromosikannya ? "Tidak" sudah pasti menjadi jawabannya. Kemungkinan rugi jadi lebih besar. Itu kalau di dunia bisnis. Di dunia IT, hal tersebut sudah biasa. Banyak sekali perusahaan IT yang jatuh karena gagal di bisnis "fresh"nya.

Tuh kan mirip.. Nice work, Samsung
Dan sebaliknya, menjadi follower nggak cuma punya kerugian aja kok. Coba pikir lagi, misalnya kalian membuat suatu bisnis. Pasti lebih gampang membuat produk mengikuti tren kan? Misalnya Samsung dengan handphone touch screennya. Yang diikuti oleh Samsung adalah Apple. Mempromosikan produk Samsung tadi juga akhirnya lebih gampang karena sudah ngetren duluan berkat Apple. Samsung pun tidak perlu mempromosikan produknya terlalu intens, karena Samsung sudah memodifikasi sedikit di segi harga sehingga jadi lebih murah dari Apple. Jadi pelanggan yang ingin harga murah akan ke kubu Samsung, dan yang ingin brand akan ke kubu Apple.

Dengan berbagai perbandingan tadi, kalian pasti sudah bisa mengira-ngira kalian akan menjadi trendsetter atau follower di era MEA ini kan? Jadi kalian mau jadi trendsetter atau follower?
Comment dibawah ini atau vote di sisi kanan website ini ya tentang pilihan kalian, dan makasih udah baca postingan panjang ini yaa..

Salam Young Trendsetter!

MPP7

Tidak ada komentar

Posting Lama Beranda

Newsletter

Subscribe Our Newsletter

Enter your email address below to subscribe to our newsletter.

Social Share Icons

  • 19,701
  • 9,297
  • 4,182
  • 2,157
  • 1,052

Mengenai Saya

Aurelius Vito
Lihat profil lengkapku

Postingan Populer

  • MEA: Saatnya Menjadi Trendsetter atau Follower ?
    "Trendsetter atau follower ya?" Salam Young Trendsetter ! Sepertinya "lebih mudah menjadi follower" adalah salah s...
  • Madyapadma : Ekstra Jurnalistik ala SMAN 3 Denpasar
    Salam Young Trendsetter! Namaku Vito. Pada postingan pertama ini aku pengen jelasin ke kalian apa itu Madyapadma. Dibaca sampe habis yaaa...

Arsip Blog

  • ▼  2016 ( 2 )
    • ▼  April ( 2 )
      • MEA: Saatnya Menjadi Trendsetter atau Follower ?
      • Madyapadma : Ekstra Jurnalistik ala SMAN 3 Denpasar

Kasi votenya dong

Anda lebih memilih mengikuti tren atau membuat tren sendiri ?
Mengikuti tren
Membuat tren

Asal Usul Nama Trendsettite

Trendsettite berasal dari kata trend, set, dan appetite. Trend artinya sesuatu yang diikuti orang banyak. Set artinya menetapkan. Dan appetite berarti nafsu. Jadi Trendsettite berarti "nafsu untuk menetapkan tren baru di masyarakat", sesuai dengan tema blog ini yang ingin mengajak kalian untuk menjadi trendsetter, bukan follower.

Life isn't about finding yourself. Life is about creating yourself. Stop trend following. Making your own trend is better.

Copyright © Trendsettite